Sebuahcerpen singkat yang bisa menjadi contoh sebuah cerpen liburan 3 lembar dalam word dan tidak sampai 1000 kata. Berikut ini merupakan kumpulan cerpen keluarga terbaru karya para sahabat cerpenmu yang telah diterbitkan total diketemukan sebanyak 2943. Contoh Cerpen Tentang Liburan Bersama Keluarga Hari libur telah tiba aku dan keluarga
Ceritamengenai tentang pelajaran dengan jumlah halaman antara satu lembar dan 10 lembar. Cerpen adalah karya sastra modern yang bersifat esai dan merupakan komposisi sastra terpendek . karakteristik Cerpen Tema Pendidikan. Kesan yang ditinggalkan oleh cerpen sangat dalam sehingga pembaca dapat berbagi cerita ceritanya.
Semuaorang mulai berlindung ke gubuknya untuk berkumpul dengan sanak keluarga. Keluarga (cerpen 10 lembar) keluarga (cerpen 10 lembar) posted by : Cerpen Pendek 1 Lembar Sketsa from belajarbahasa.github.io
Vay Nhanh Fast Money. - Cerita Singkat Tentang Keluarga ini berjudul Duka Mengawali Suka. Ditulis Siti Fatonah - Guru SD Muhammadiyah Metro Pusat. Salah satu contoh cerita pendek atau cerpen tentang duka yang berujung suka atau kebahagiaan. Berikut cerita singkat tentang keluarga tersebut yang bisa kita nikmati Duka Mengawali Suka - Cerita Singkat Tentang Keluarga Cerita Singkat Tentang Keluarga Malam itu, masih lekat dalam ingatanku. Seisi ruang keluarga beratap bambu begitu hening. Dinding-dinding reot rumah ikut mendengar keputusan bapak yang tak mampu kutolak. Derai buliran air mengalir di sudut kedua bola mataku. Keputusan bapak tak bisa ditolak. Aku tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi begitu memukulku. Keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tiba-tiba hilang dari harapku. Bukan tanpa alasan bapak memutuskan hal itu. Kesulitan ekonomi diawal krisis moneter yang dialami bangsa Indonesia, sangat berimbas pada kondisi keuangan keluargaku. Untuk membiayai pendidikan ketujuh anak, bukanlah sesuatu yang mudah. Kedua kakakku yang lebih dulu kuliah, harus menyelesaikan pendidikan. Apapun konsidinya. Begitu keputusan bapak. Sementara kakak ketiga dan aku, terpaksa harus mengubur asa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Mengingat masih ada ketiga adikku yang harus meneruskan pendidikan ke jenjang berikutnya. Apa mau dikata, keputusan bapak harus aku terima. Malam itu, kusimpan rapi ijazah dan danem terbaik yang kuperoleh di Madrasah Aliyah Negeri di kotaku. Berharap suatu hari kugunakan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Keputusan bapak begitu berat aku terima. Keinginan menjadi guru matematika seketika kandas dalam asa. Hari-hari begitu berat aku lalui. Kepercayaan diri yang kumiliki selama ini tiba-tiba luruh bersama terkuburnya keinginan untuk bisa kuliah. Meski berat, aku harus belajar berlapang dada. Menerima takdir tak mampu melanjutkan pendidikan. Baca Juga Kumpulan Puisi Dendam dan Amarah Jiwa Cerita Singkat Tentang Keluarga Setiap hari, rutinitas yang kulakukan hanya seputar memasak, mencuci, menyapu, membersihkan atap-atap rumah yang digelayuti oleh sarang laba-laba, mencuci piring, dan menyetrika. Selain rutinitas tersebut, aku belajar menyulam pada ibuku. Kegiatan menyulam membantuku menghilangkan keputusasaan. Terus begitu. Setiap hari. Apa boleh dikata. Selain menyulam, kegiatan lain yang tak luput adalah membaca buku disunyinya malam. Tema-tema sejarah Islam yang aku gandrungi menjadi bacaan wajib. Bukan tanpa sebab. Hanya koleksi buku sejarah Islam yang banyak dimiliki bapak. Tak apalah. Dengan membaca buku-buku tersebut, wawasanku bertambah. Selain buku sejarah Islam, novel-novel roman picisan menjadi buku bacaan rutin menemani hari-hariku. Meski untuk membacanya aku harus sembunyi-sembunyi dari pengawasan bapak. Beliau melarang kami membacanya, khawatir berpengaruh buruk bagi perkembangan putra-putrinya. Persis sembilan bulan berlalu. Harapan untuk melanjutkan pendidikan makin jauh menghampiriku. Kondisi ekonomi keluarga kami tak kunjung membaik. Melihat mamak setiap hari memutar akal agar anaknya bisa tetap makan membuat hatiku makin tidak tega. Boro-boro untuk kuliah. Untuk makan sehari-hari saja kala itu kami kesulitan. Perasaan putus asa tidak bisa melanjutkan pendidikan, tidak hanya terjadi padaku. Kakak ketiga yang akrab aku sapa dengan panggilan mbak, harus rela tak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Sampai suatu hari, mbak memutuskan untuk menerima pinangan pemuda desa yang amat mencintainya. Diusianya yang kedua puluh tahun, ia memutuskan untuk menikah dengan pemuda pilihannya. Pernikahan mbak dilangsungkan cukup sederhana. Menghadirkan seluruh kerabat bapak dan mamak dari berbagai daerah. Tetangga kiri kanan turut berduyun-duyun menghadiri pernikahan, mengingat mbak memang sangat dekat dengan masyarakat. Pribadinya yang humble, membuat ia begitu dekat dengan masyarakat sekitar. Di antara kerabat yang hadir pada resepsi pernikahan mbak, ada sosok yang perlahan mendekatiku. Baca Juga Puisi Tentang Perasaan Yang Terpendam Terbaik Bagiku, ia tidak asing lagi. Sejak aku kecil, sosok pria berbadan tegap itu begitu menyayangiku. Tepat di depanku, sosok yang tidak lain adalah pamanku lirih berucap “Nduk, apa kabar?”. Tanya paklek. “Baik Paklek,” jawabku tak kalah lirih. “Opo enggak pengin kuliah?” tanya paklek mengejutkanku. Luapan emosi sekian bulan tersimpan, yang selama ini membuat dadaku sesak, membuat air mataku mengalir deras. Tak menyangka, paman menanyakan hal tersebut. Seketika aku menangis. Merasakan begitu dasyat pengaruh ucapan paman. Ia mampu membangkitkan keinginanku untuk kuliah dengan satu pertanyaan sederhana. “Nduk, kok ditanya malah nangis?” paman kembali bertanya. “Ngih Paklek, kulo pengin sanget kuliah, tapi bapak enggak punya biaya,” jawabku sambil menangis. Paklek berusaha menenangkanku. Memintaku untuk segera menyeka air mata. “Nduk, tetaplah yakin karo seng gawe urip,” jelas paklek. “Teruslah berdo’a. Minta pada-Nya, apapun yang ingin kau minta. Setiap Allah kasih kesulitan, Allah pasti memberikan kemudahan.” imbuh paklek. “Bacalah penggalan ayat tersebut setiap saat, terutama saat berdo’a, insyaallah hati bapakmu terbuka,” terang paklek mengakhiri ucapannya penuh keyakinan. “Ngih Paklek, maturnuwun untuk nasehatnya,” jawabku singkat. Tak terasa, senja datang. Resepsi pernikahan mbak usai. Tamu undangan dari keluarga dan tetangga sekitar kembali ke rumahnya masing-masing. Tak terkecuali paklek beserta keluarganya. Gelaran resepsi pernikahan mbak, menjadi titik balik kejumudan pemikiranku. Keputusasaan yang selama ini menghantui pikiranku, tiba-tiba hilang karena pesan singkat paklek. Keyakinan akan bergilirnya kesulitan menjadi kemudahan meresap kokoh pada pikiranku. Sejak saat itu, disetiap sujud, aku bersimpuh lama. Memohon pada-Nya untuk membuka hati bapak, agar mengizinkanku kuliah. Tak lupa lantunan ayat innama’al usri usro wa innama’al usri usro selalu kubaca. Hari itu, selepas maghrib. Bapak memanggilku. Seperti biasa, mamak selalu duduk disebelah menemani bapak, meski hanya sekedar menemani minum kopi kesukaannya. Aku mendekati bapak penuh ragu. Rasa takut tiba-tiba membuat nafasku sesak. Khawatir bapak marah karena perilaku keseharianku di rumah. Baca Juga Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen Cerita Pendek Cerita Singkat Tentang Keluarga “Sini, duduk dekat Bapak,” ujar bapak memintaku. “Ngih Pak,” jawabku singkat. “Nduk, masih pengin kuliah?” tanya bapak. Seketika aku mendongak, mengangkat kepala yang sedari tadi tertunduk. Terkejut bukan main mendengar pertanyaan bapak. “Ngih Pak, kulo pengin sanget kuliah,” jawabku. “Ya wes Nduk, daftar sana kuliah bareng Mas ama Mbakyumu di Metro,” terang bapak. “Pak, kulo kuliah teng Universitas Lampung ngih. Kulo pengin jadi guru matematika,” pintaku pada bapak. “Ora usah nduk,” jawab bapak singkat. “Kuliah wae nang Metro, ambil pendidikan agama Islam, sok neng akhirat seng ditanya malaikat iku shalatmu, bukan akar 25 ki piro,” imbuh bapak menjelaskan panjang lebar. “Bapak mengizinkan kamu kuliah, tapi kudu neng sekolah agomo. Lek ora, Nduk ora usah kuliah,” terang bapak padaku. Begitulah bapak. Tidak banyak bicara. Apa yang menjadi keputusannya harus disetujui oleh anak-anaknya. Aku terdiam. Merenungi apa yang baru saja bapak jelaskan padaku. Pada hakikatnya, menurut bapak, ilmu yang wajib dicari di dunia adalah ilmu agama. Kelak, ilmu agama akan mengarahkan manusia pada jalan yang lurus. Ilmu agama membawa manusia mengenal tuhannya lebih dekat. Ilmu agama pula yang mengajarkan manusia untuk mempelajari perintah dan larangan tuhannya. Begitu bapak menjelaskan padaku. “Piye nduk,” tanya bapak membuyarkan lamunanku. “Arep kuliah nang Metro opo ora?” tanya bapak mencoba menegaskan. “Ngih Pak,” jawabku. “Kulo purun kuliah teng Metro dan mendet jurusan PAI,” imbuhku meyakinkan bapak. “Tidak apalah, yang terpenting aku bisa kuliah,” bisikku dalam hati. “Ya wes. Siap-siap bulan depan daftar karo Mbakmu. Kuliah nang Metro sopo ngerti ketemu jodoh nang kono,” jawab bapak sembari bercanda. “Lek nduk nang kene wae, engko gor ketemu jodoh tukang belet,” kata bapak lagi. Baca Juga Tips Agar Cerpen Menarik Untuk Dibaca Rupanya, kini aku baru menyadari. Bapak yang terkesan begitu kaku, setiap hari mengamatiku. Bapak tahu betul bahwa putri keempatnya ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah. Sehingga walau kondisi keuangan bapak belum juga membaik, melihat kesungguhanku, bapak memutuskan agar aku melanjutkan kuliah. Semua persiapan yang dibutuhkan untuk mendaftar kuliah selesai kusiapkan. Ijazah, danem, fhoto, dan surat keterangan berprestasi kusimpan rapi pada map folio. Hari yang kunanti sejak lama, akhirnya tiba. Setelah memenuhi serangkain syarat masuk PTAIN, aku dinyatakan lulus tanpa tes. Berbekal ijazah dan nem terbaik hasil di MAN, aku tidak perlu mengikuti tes tertulis maupun tes lisan. Alhamdulillah. Aku menjadi mahasiswa. Proses pergiliran kesulitan yang Allah SWT berikan, berganti kemudahan. Duduk dibangku kuliah dan menyandang predikat mahasiswa, mengembalikan kepercayaan diriku. Saat bertemu teman SMA, aku tak lagi malu. Dulu, saat tidak kuliah, bila bertemu teman-teman SMA, aku memilih bersembunyi. Bukan tanpa alasan hal tersebut aku lakukan. Mereka sering mengejekku. Masak bintang kelas enggak kuliah. Begitu mereka menghardikku. Fase baru di bangku perkuliahan aku lalui. Berkutat dengan mata kuliah, tugas mandiri tak membuatku puas begitu saja. Untuk mengembangkan diri, aku bergabung dengan organisasi kemahasiswaan baik intra maupun ekstra kampus. Pergerakan mahasiswa tahun 1998 membawa arus reformasi sangat menarik perhatianku. Hunting buku, bedah buku, demonstasi, diskusi, debat menjadi hal yang sangat aku gandrungi. Entah berapa banyak kuhabiskan uang jatah bulanan untuk membeli buku. Aku lebih memilih membeli buku dan rela makan sehari satu kali, daripada tak memiliki buku yang aku inginkan. Tak heran, jika buku-buku berjajar di ruang belajar yang sekaligus menjadi kamar kostku. Kegemaranku membaca buku seolah menemukan muara. Koleksi buku yang setiap bulan kubeli, menjadikan hobi membacaku makin merajalela. Sepulang kuliah, aku lebih banyak menghabiskan waktu di kamar kost sederhana milikku. Baca Juga Cara Mengirim Cerpen ke Media Cetak Membaca lembar demi lembar buku yang sangat memicu rasa penasaranku. Sembari membaca, aku selalu mencatat apa-apa yang belum aku fahami pada kertas kecil. Catatan-catatan kecil yang belum aku fahami, keesokkan hari, aku tanyakan pada kakak-kakak senior di kampusku. Rupanya, pertanyaan-pertanyaan yang kerap aku ajukan pada kakak-kakak senior di kampus, mengundang perhatian beberapa senior kampus di Unit Kegiatan Pers Mahasiswa UKPM. Karena sering berdiskusi, bertukar pikiran, ketertarikanku tertuju pada kegiatan jurnalistik yang ada di kegiatan pers mahasiswa kampusku. Kebiasaan membaca dan menulis disepinya malam sejak duduk dibangku sekolah menengah amat membantuku beradaptasi di lingkungan pers mahasiswa. Berbagai pelatihan jurnalistik kuikuti dengan hikmat. Tugas-tugas reportase dan menulis laporan pasca peliputan menjadi rutinitas tambahan selain berjibaku dengan tugas mandiri di bangku perkuliahan. Terjun ke daerah-daerah peliputan menjadi pengalaman menarik yang sulit dilupakan. Jauhnya jarak, terjalnya jalan, sulitnya menembus narasumber, sampai berjalan kaki menjadi bekal tersendiri, kelak. Yang aku yakin pada suatu saat, proses ini akan menjadi bekalku saat terjun di masyarakat. Sejak bergabung pada unit kegiatan pers mahasiswa di kampus, hampir setiap hari setelah kelas reguler perkuliahan, kuhabiskan waktu di maskas besar untuk membahas tema-tema yang akan dimuat pada setiap penerbitan. Unit kegiatan pers di kampusku memiliki majalah yang terbit setiap semester. Majalah tersebut diberi nama Majalah Kronika. Kronika merupakan akronim dari kreasi, inovasi dan komunikasi mahasiswa. Kehadiran majalah Kronika diharapkan mampu menjadi wadah mahasiswa berkreasi, berinovasi dan menjalin komunikasi pada level kampus dan masyarakat luas. Baca Juga Cara Menulis Cerita Pendek Cerpen Bagi Pemula Selain itu, majalah Kronika diharapkan mampu menjadi media untuk menjalankan fungsi mahasiswa sebagai agen kritik, agen perubahan dan agen kontrol. Selain juga sebagai sarana dakwah pada warga kampus. Berjibaku menyelesaikan tugas penulisan di setiap rubrik majalah, secara tidak langsung memberikan bekal kemampuan menulis padaku. Tugas-tugas mandiri di kelas menjadi mudah dikerjakan. Menulis skripsipun tidak lagi menjadi sesuatu yang sulit. Rupanya, aktif di lembaga pers kampus, manfaatnya langsung dapat dirasakan saat menulis tugas perkuliahan. Disamping menjadi sarana mengembangkan potensi diri, aktif pada kegiatan kemahasiswaan langsung dapat dirasakan manfaatnya. Menjelang masa purna sebagai pemimpin umum di lembaga kegiatan pers mahasiswa, manfaat lain yang langsung aku rasakan adalah bertemunya aliran hati pada muara kasih. Kehadiran sosok pemuda berkulit putih, berperawakan tinggi amat menarik perhatianku. Sosok itu begitu dingin. Namun mampu meluluhkan sukma. Tak ada lagi alasan bagiku untuk tidak bersyukur. Dipenghujung masa perkuliahan dan diakhir masa purna sebagai pemimpin umum, ketemukan satu muara kasih, tempatku bersandar hingga usia tua menjelang. Perkenalan itu begitu singkat. Mengikat dua manusia pada janji suci sehidup semati. Sehingga disuatu sore, saat mentari beranjak dari peraduaan, bapak bernafas lega. Kini, satu dari kelima putrinya, menyelesaikan kuliah dengan predikat tercepat dan bertemu imam dalam hidupnya. Saat itu, lirih bapak berpesan “Nduk, bapak hanya mampu mengantarmu sampai jenjang strata 1.” Ucapnya sembari tertunduk. “Bapak tidak mampu mengabulkan keinginanmu ke jenjang strata 2. Esok, suamimulah yang akan membawamu ke jenjang itu,” imbuh bapak mengakhiri perkataannya. Baca Juga Langkah-Langkah yang Harus Dilakukan Cerpenis Pemula Itulah cerita singkat tentang keluarga yang diceritakan tentang kedukaan dan berakhir ke suka citaan. Semoga cerita singkat tentang keluarga ini menjadi cerita pendek yang menginspirasi kita semua. Terimakasih sudah mampir dan membaca. Sampai bertemu di lain cerita. Salam.
PendahuluanLatar BelakangDeskripsi KarakterKarakter UtamaKarakter PendukungAlur CeritaKonflikPenyelesaian KonflikPesan MoralSimbolismePengaruh LingkunganNilai-nilai KeluargaPengaruh Cerpen ini terhadap PembacaMenggali Makna Lebih DalamMembangun Rasa EmpatiMenginspirasi untuk Berbuat BaikKekuatan Sastra dalam Menyampaikan PesanKesimpulanFAQ Pendahuluan Cerita pendek atau cerpen adalah salah satu bentuk sastra yang populer di Indonesia. Cerpen menggambarkan kehidupan sehari-hari yang relatable dan mengandung pesan moral. Dalam artikel ini, kita akan membahas cerpen 10 lembar tentang keluarga dengan menguraikan latar belakang, karakter, alur cerita, pesan moral, dan simbolisme yang terkandung di dalamnya. Latar Belakang Cerpen ini mengambil latar belakang di sebuah desa kecil di Jawa Tengah. Kehidupan di desa ini sangat sederhana dan penuh dengan kehangatan. Kekeluargaan menjadi nilai utama yang dianut oleh masyarakat desa ini. Deskripsi Karakter Karakter Utama Budi anak laki-laki berusia 12 tahun yang ceria dan bersemangat. Dia sangat mencintai keluarganya dan selalu berusaha untuk membantu orang lain. Ayah sosok ayah yang penyayang dan bijaksana. Dia bekerja keras untuk menghidupi keluarganya dan selalu memberikan nasihat yang baik kepada anak-anaknya. Karakter Pendukung Ibu seorang ibu yang penyabar dan penuh kasih sayang. Dia mengurus rumah tangga dan selalu menyediakan makanan bergizi untuk keluarganya. Adik Budi adik perempuan Budi yang berusia 7 tahun. Dia selalu menemani Budi bermain dan menjalani petualangan seru bersamanya. Alur Cerita Konflik Konflik cerita dimulai ketika Budi mendengar bahwa ayahnya akan di-PHK dari pekerjaannya. Hal ini membuat Budi khawatir tentang masa depan keluarganya dan mencari cara untuk membantu ayahnya. Penyelesaian Konflik Budi memutuskan untuk menjual buah-buahan yang ia panen di kebun belakang rumahnya. Dengan uang hasil penjualan buah-buahan tersebut, Budi berhasil membantu ayahnya membayar hutang dan menyelamatkan keluarganya dari krisis ekonomi Pesan Moral Pesan moral yang terkandung dalam cerpen ini adalah pentingnya kebersamaan dan gotong royong dalam keluarga. Budi dan anggota keluarganya saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam menghadapi berbagai masalah. Selain itu, cerpen ini juga mengajarkan kita untuk selalu bekerja keras dan pantang menyerah dalam mencapai tujuan. Baca Juga Contoh Pengamalan Kehidupan Beragama dalam Keluarga Simbolisme Pengaruh Lingkungan Lingkungan desa yang sederhana dan kekeluargaan menjadi simbolisme dari nilai-nilai luhur yang dianut oleh masyarakat desa ini. Kehidupan yang harmonis dan rukun antar tetangga menjadi cerminan dari kehangatan dalam keluarga. Nilai-nilai Keluarga Nilai-nilai keluarga yang terkandung dalam cerpen ini meliputi kasih sayang, gotong royong, saling menghargai, dan kejujuran. Nilai-nilai ini menjadi pondasi yang kuat dalam membangun hubungan yang harmonis antara anggota keluarga. Pengaruh Cerpen ini terhadap Pembaca Cerpen tentang keluarga ini dapat memberikan dampak positif pada pembaca. Melalui kisah Budi dan keluarganya, pembaca diajak untuk merenungkan tentang pentingnya menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga. Selain itu, cerpen ini juga menjadi pengingat akan nilai-nilai luhur yang seharusnya dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Menggali Makna Lebih Dalam Dalam membaca cerpen ini, kita tidak hanya menikmati kisah yang menghibur, tetapi juga bisa menggali makna yang lebih dalam. Setiap karakter dan situasi yang ada dalam cerpen ini merupakan cerminan dari kehidupan nyata yang sering kita temui. Dengan menggali makna tersebut, kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran yang berguna untuk kehidupan kita. Membangun Rasa Empati Salah satu manfaat dari membaca cerpen tentang keluarga adalah membantu kita untuk membangun rasa empati. Melalui kisah Budi dan keluarganya, kita dapat memahami perasaan dan perjuangan yang mereka alami. Hal ini akan membuat kita lebih peka terhadap perasaan orang lain dan lebih peduli terhadap keluarga serta orang-orang di sekitar kita. Menginspirasi untuk Berbuat Baik Cerpen ini juga menginspirasi pembaca untuk berbuat baik dan saling membantu. Ketika Budi berusaha keras menjual buah-buahan demi membantu ayahnya, kita diajak untuk mengikuti jejak Budi dalam berusaha membantu orang lain. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang penuh kebaikan dan kehangatan. Kekuatan Sastra dalam Menyampaikan Pesan Melalui cerpen ini, kita bisa melihat betapa sastra memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai luhur yang penting. Dengan gaya bahasa yang menarik dan alur cerita yang menggugah, pembaca dapat menyerap pesan yang ingin disampaikan penulis dengan lebih mudah dan menyenangkan. Kesimpulan Cerpen 10 lembar tentang keluarga ini mengajarkan kita tentang pentingnya kebersamaan dalam keluarga, serta nilai-nilai luhur yang harus ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan saling membantu dan mendukung satu sama lain, kita bisa menghadapi berbagai tantangan dan meraih kesuksesan bersama. FAQ Apa pesan moral yang terkandung dalam cerpen ini? Pesan moral yang terkandung dalam cerpen ini adalah pentingnya kebersamaan dan gotong royong dalam keluarga, serta nilai-nilai luhur seperti kasih sayang, saling menghargai, dan kejujuran. Bagaimana alur cerita dalam cerpen ini? Alur cerita dimulai dengan konflik ketika Budi mendengar ayahnya akan di-PHK, kemudian Budi berusaha membantu ayahnya dengan menjual buah-buahan yang ia panen. Konflik terselesaikan ketika Budi berhasil membayar hutang ayahnya. Siapa saja karakter utama dalam cerpen ini? Karakter utama dalam cerpen ini adalah Budi dan ayahnya. Mengapa cerpen ini berlatar belakang di desa? Latar belakang desa dipilih untuk menggambarkan kehidupan sederhana yang penuh kehangatan dan nilai-nilai kekeluargaan. Apa simbolisme yang terkandung dalam cerpen ini? Simbolisme yang terkandung dalam cerpen ini adalah lingkungan desa yang sederhana dan kekeluargaan, serta nilai-nilai keluarga seperti kasih sayang, gotong royong, saling menghargai, dan kejujuran. Baca Juga Keluarga 10+ Cara Memperkuat Hubungan
kata didalam penantian oleh raafaila28 Matahari mulai tenggelam,awan kelabu mulai menutupi sebagian cahaya matahari keindahan matahari yang akan tenggelam sirna terganti dengan butir-butir air yang mulai berjatuhan mengenai genting rumah orang-orang yang berlalu lalang mulai mencari tempat berteduh terlihat guratan kekesalan karena hujan datang tak ayal penggendara motor pun ikut berteduh karena takut pakaian yang mereka pakai basah tak ada rasa syukur yang terpancar yang ada hanya guratan rasa kesal karena hujan menghentikan perjalan pulang mereka berbeda dengan pengendara mobil hujan bukanlah halangan karena mereka masih bisa menerobos hujan tanpa memperhatikan jalanan yang banyak tergenang air hujan mereka melewat dengan cepat dan tanpa sadar bahwa air yang tergenang dijalanan mengenai si pejalan kaki sumpah serapah diucapkan untuk mengutuk sipengendara,para pedagang yang membereskan dagangannya karena hujan yang mengguyur sendari tadi membuat dagangan mereka sepi. Berbeda dengan keadaan toko buku yang sejak siang tadi sangat ramai jika dilihat dari luar tak heran toko buku ini ramai karena ditoko buku ini juga dilengkapi dengan cafe yang membuat nyaman pengunjung terlihat dari sebrang jalan seorang gadis yang sedang membaca buku dia duduk dekat jendela tampak dari raut wajahnya dia sangat serius membaca dan tidak memperhatikan sekitarnya sampai dia tidak menyadari seseorang menepuk bahunya. “serius banget yas” “seru novelnya jadi gua kebawa-bawa,oh iya tumben kamu udah ada disini" “cafe rame jadi gua dateng awal” “memang bos kelvin terbaik" “pasti dong kalo bosnya telat nanti dicontoh pegawainya lagi yaudah gua mau lanjut kerja nanti kalo gua udah selesai gua kesini lagi” “selamat bekerja pak bos” “gak perlu kaya gitu juga gua malu diliatiin orang-orang” “yah.....biar mereka tau kalo yang punya cafe ini.....” “ganteng kan makasih akhirnya kamu jujur juga” “siapa yang ngomong, yaudah sana kamu kerja aku mau lanjut baca” Setelah temannya pergi gadis itu kembali melanjutkan bacaan yang sempat terganggu dengan kedatangan temannya, nama gadis itu yasmin semua pegawai cafe mengenal dirinya karena yasmin hampir setiap hari berkunjung ke cafe ini bisa dibilang dia pelanggan setia dilihat dari penampilannya yasmin terkesan cuek dengan celana jeans dan baju abu-abu dan rambutnya diikat seadanya menambah aura ketomboyan yasmin walau pun sebenarnya yasmin bukanlah anak yang tomboy karena dia juga sering berpenampilan feminim seperti perempuan yang lain. Hari ini yasmin berencana akan menyelesaikan bacaan bukunya maka dari itu dia pergi ke cafe ini jika dirumah dia takan bisa menyelesaikan bacaannya karena dilarang oleh mamahnya maka dari itu dia lebih suka membaca di cafe kesukaannya dan untung saja dia pun mengenal pemilik cafe sehingga tidak akan ada yang mengusirnya karena terlalu lama membaca, suasana cafe sangat berbeda dengan suasana rumahnya yang terlampau sepi papah dan mamahnya sibuk bekerja papah lebih sering ditugaskan diluar dari pada di dalam negri membuat yasmin tidak memiliki kesempatan bertegur sapa setiap harinya sedangkan mamah sibuk dengan segala urusannya walau mamah sering berada dirumah itu pun hanya memastikan yasmin pergi kesekolah dan les secara teratur tanpa melakukan hal yang dilarang. mamah selalu membatasi ruang gerak yasmin seperti bergaul dan lainnya dulu yasmin sangat menurut apa yang dikatakan oleh mamahnya tapi sekarang dia lebih banyak memberontak dari pada menurutinya seperti sekarang yasmin suka mampir ke cafe dan belajar ilmu bela diri yang dilarang oleh mamahnya. “kamu udah mau pulang yas? “iyah vin udah mau malem takut ketauan mamah ” “gua anter ajah yas” “gak usah gua kan bawa mobil” “nanti pegawai gua yang nganterin kerumah luh” “nambah ketauan doang sama mamah gua yaudah gua balik duluan vin” “ya......hati-hati yas....” kelvin mengantar yasmin sampai ke parkiran sebenarnya yasmin adalah alasan kelvin untuk pergi ke cafe miliknya jika dulu ketika ayahnya menyuruh dirinya mengurus cafe dia menolaknya karena itu sedikit sulit dan tak seimbang dengan pendidikannya tapi ayahnya memaksa karena dulu ayahnya memulai semua usaha dari cafe yang dimilikinya sekarang jika dijual banyak kenangan yang tak bisa dijelaskan maka akhirnya kelvin menuruti dengan sedikit terpaksa tapi hari itu tanpa sengaja dia datang kecafe untuk memeriksa apa semua lancar dan tak ada masalah dia melihat seorang gadis yang duduk dekat jendela sedang membaca buku dari situ semuanya dimulai kelvin lebih sering berkunjung ke cafe dan toko buku bahkan kelvin juga sering membantu pegawainya membuat kemajuan cafe miliknya semakin pesat membuat kedua orang tuanya bangga setiap pulang kuliah kelvin selalu berkunjung ke cafe dan dia juga ingin mengetahui nama gadis tersebut sampai akhirnya dia memberanikan diri berkenalan dengan gadis yang selama ini menghiasi mimpinya. “yasmin Nailuffar” gadis itu mengucapkan namanya sambil tersenyum ramah sebagai seorang pria kelvin ingin sekali mengatakan isi hatinya tapi dia berpikir itu terlalu awal untuk menyatakannya dari perkenalan itu kelvin selalu mencari cara agar bisa berteman terlebih dahulu dengannya sampai sekarang kelvin merahasiakan perasaannya kepada yasmin karena dia takut yasmin akan menolak dirinya sehingga membuat hubungan mereka akan terpisah. “kamu abis dari mana?” suara mamah terdengar dari dapur sepertinya mamah mulai mengetahui bahwa yasmin sering pergi ke cafe,jika saja mamah sudah mengetahuinya maka yasmin tidak akan diperbolehkan pergi kemana pun sendiri karena melanggar peraturan yang dibuat mamah agar terhindar dari hukuman yasmin mencoba mendekati mamah yang sedang sibuk membuat kue. “tadi yasmin kerja kelompok dulu mah” "terus harus sampe malem” “diluar hujan mah jadi nunggu reda dulu” “kamukan bawa mobil jadi ngapain harus nunggu hujan” nada suara mamah mulai meninggi karena alasan yang diberikan yasmin belum cukup menyakini mamah “temen-temen aku yang lain gimana mah mereka kan gak bawa mobil” “coba deh mamah nanya sama kamu emang gak kepikiran sama temen kamu buat naik taksi, apa kalian sengaja?” “plissss......deh mah hari ini kita gak usah ribut dulu gara-gara hal sepele doang yasmin cape harus ngadepiin mamah kaya mana?” “mamah gak mau ribut sama kamu tapi mamah Cuma nanya kamu abis dari mana?” “oh....gitu, mamah mulai so care sama aku padahal dari dulu mamah gak pernah peduli sama aku,dari dulu mamah selalu larang apa pun yang aku mau mah” “jaga ucapaann...kamu yasmin" mamah menampar pipi yasmin cukup kuat tak ada tangisan hanya ada tatapan mata dan ucapan kebencian yang di keluarkannya “mulai besok yasmin mau bilang sama papah kalo mau tinggal disana” mamah hanya terdiam mendengar ucapan putri kecilnya dulu yang sudah berbeda air mata yang tak bisa dibendungnya lagi mengalir mamah terus memandang pintu kamarnya dan meminta maaf kepadanya agar dia menarik kembali ucapannya tadi. “yasmin......” mamah memanggil nama yasmin sambil menangis “bukan mamah ngelarang kamu atau pun gak peduli sama kamu tapi mamah takut kamu kaya mamah gini sekarang mamah mau jelasiin semuanya sama kamu,tolong buka pintunya” yasmin hanya mendengarkan omongan mamah dari balik pintu dan tak membukaan pintu untuk mamahnya “sebelumnya mamah minta maaf sama kamu karena mamah gak pernah cerita masalah ini sama kamu dari awal bahwa mamah sudah bercerai dengan papah kamu mamah tau mungkin sekarang kamu ngerasa terpukul mendengar semua yang mamah ceritain sekarang sama kamu tapi ini kenyataan dan mamah tau ini semua kesalahan mamah yang sudah menghianati papah kamu...” mamah hanya menangis tersungkur didepan pintu kamar yasmin semua yang rahasia yang dia simpan terbongkar hari ini,malam cukup kelam menemani bulan dan sepertinya hujan kembali turun dari dalam sebuah kamar terlihat gadis yang sedang murung menantikan tetes demi tetes hujan kesakitan yang tak pernah dia alami sebelumnya terjadi malam ini sesosok ibu yang selalu dia banggakan walaupun selalu melarang ternyata mempunyai rahasia yang kelam tak ada tempat untuk mengadu menceritakan semua yang telah terjadi sang ayah yang jauh dinegri sebrang sana “halo....pah..” “ada apa sayang??? Kamu kenapa??” tergurat rasa khawatir sang ayah mendengar sang anak menelpon tak ada nada keceriaan yang terpancar dari sang anak membuat ayah berpikir terjadi sesuatu yang membuat anaknya tak bisa membicarakannya “halo....sayang.....how about you?? Jangan diem ajah papah khawatir sama kamu??” “besok jemput yasmin dibandara” “bandara??? Kamu kenapa mendadak mau ke singapure?” “yasmin mau tinggal disana” sebelum sang ayah bertanya tanya lebih jauh yasmin mematikan handphonenya keputusannya sudah bulat dia akan tinggal bersama papah karena sekarang dia belum bisa memaafkan mamah dengan segera yasmin memasukkan semua pakainnya kedalam koper agar esok pagi dia bisa langsung berangkat. Pagi cukup indah udara cukup segar untuk dihirup hari minggu hari yang ditunggu olehnya terpancar senyum yang tak pernah dia pancarkan sebelumnya dilihat kembali olehnya jarum jam yang menunjukan pukul 0700 dengan segera dia pergi menuju ruang makan menemui sang ayah dan bunda sedang makan “pah,mah aku berangkat dulu yah” “masih pagi kamu mau kemana kan hari minggu” “biasa aku ada urusan sedikit pah” sambil tersenyum kelvin meninggalkan kedua orang tuanya yang masih tampak bingung dengan tingkah laku anaknya “mah anak kamu kesambet apa?” “yah mana mamah tau pah,dia kan sekarang udah dewasa masa mau mamah ikutin dia terus” “kalo dulu papah berubah rajin kaya gitu karena lagi suka sama perempuan” “kelvin juga mungkin nanti mamah tanyain sama karyawan “papah Cuma takut kelvin terbawa pergaulan yang gak bener mah,misalnya kelvin gak ada siapa yang lanjutiin perusahaan papah” “tenang ajah pah kita didik kelvin dengan baik dan mamah yakin kelvin gak bakal terbawa pergaulan yang gak bener,yaudah papah lanjutiin makan” kelvin adalah putra tunggal dari keluarga chu ayahnya adalah seorang pembisnis dan pemilik perusahan yang cukup terkenal di indonesia sedangkan sang ibu pemilik saham di tiongkok yang dia limpahkan kepada suami karena sang ibu hanya ingin mengurus putra semata wayangnya sendiri tanpa bantuan orang lain bila dilihat dari semua kekayaannya kelvin seharusnya seperti anak orang kaya lain yang sibuk menghabiskan uang atau pun pergi bersekolah keluar negri tetapi kelvin tak menginginkan seperti itu dari dulu dia didik dengan penuh perhatian dan tidak di izinkan menghambur-hamburkan uang bahkan dengan bijak sana ayah memberikan cafe kecil warisan keluarganya terlebih dahulu kepada kelvin untuk menguji letak kesabaran dan ketelatenan anaknya. Indahnya pagi telah hilang tak ada senyuman atau pun sapaan yasmin memastikan kembali barang-barang yang akan dibawa dirinya setelah semua selesai dia segera menelpon layanan taksi,suasana rumah sama seperti biasanya sepi mamah yang sedang mengoleskan selai menatap putri kecilnya yang akan pergi meninggalkannya sendiri. “sayang..kamu makan dulu yah” mamah mencoba menawarkan yasmin makan terlebih dahulu sebelum dia pergi tak ada ucapan dari sang putri hanya tatapan hampa yang tak berarti diberikan olehnya senyum keceriaan yang selalu diberikannya telah hilang tersirat kebenciaan “kalo kamu gak mau makan mamah anter ke bandara” “gak perlu” setelah yasmin mengucapkan kata tersebut supir taksi menelakson tak sabar maka yasmin segera pergi meninggalkan mamahnya. “mamah akan urus perpindahan kamu jadi disana kamu bisa sekolah” “terima kasih” ucapan singkat yasmin menjadi ucapan perpisahan mereka tak ada tangisan atau pun suatu pelukan seperti orang-orang lainnya mamah memandang kepergian yasmin dan tak terasa air matanya mengalir hatinya hancur atas pebuatan dirinya dia ditinggalkan oleh putri tunggalnya tak ada lagi senyuman yang selalu diberikan yasmin tak akan ada suara yang selalu mengingatkannya ketika sedang bekerja atau pun berbelanja hari ini semuanya telah hilang putri kecilnya memilih pergi dan tak memaafkan dirinya. Air matanya terjatuh dia tahu bahwa dirinya tak pernah bisa benar-benar membenci ibunya walau semua yang telah dilakukan ibunya cukup membuat hatinya sakit tapi dia adalah yasmin yang selalu memafkan seseorang atas perbuataannya dia tak bisa menjadi yasmin yang lain tapi semua kebimbangannya dan hampa membuat dirinya tak tenang yasmin membutuhkan ayahnya karena perpisahan itu kah ayahnya tak pernah menemui dirinya apakah ayah terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga dia lupa dengan putrinya. “permisi....” “iyah..tunggu..” “tante...saya temennya yasmin, kelvin” “temennya yasmin..tante gak tahu ternyata yasmin punya temen laki-laki,kamu duduk dulu” “iyah tante..makasih,kalo boleh tau yasminnya ada?” “yasmin tadi pagi pergi ke bandara” “bandara????” “yasmin sekarang tinggal sama papahnya dan tadi pagi dia baru berangkat” “kalo gitu saya samperiin yasmin dulu tante” kelvin dengan segera berlari dan mengendarai mobilnya dia hanya memikirkan cara agar bisa sampai ke bandara dengan cepat untuk bertemu dengan yasmin,gadis yang selama ini dia sukai sedang terluka dan hampa entah kepada siapa dia akan bersandar dan bercerita tentang semua yang terjadi kepada keluarganya kevin hanya bisa berhayal andai saja saat itu dia mengutarakan perasaannya kepada yasmin agar hatinya tak selalu berdegup dengan kencang buyaran hanyalannya berhamburan ketika kendaraan di belakang mengelakson tak sabar suasana macet yang tak tepat entah apa yang harus dilakukannya. Hampir setengah jam kelvin terjebak macet dan tak terlihat sedikit pun jalan terlihat longgar agar dengan segera bisa melaju dengan kencang sampir akhirnya kelvin memparkirkan mobilnya dan setelah itu menaiki ojek agar bisa sampai ke bandara dengan cepat. “neng sudah sampai” “oh iyah pak,ini uangnya” “tunggu sebentar neng saya mau cari kembaliannya dulu” “gak perlu pak,buat bapak ajah” “alhamdulilah terima kasih neng” sebagai jawaban yasmin hanya tersenyum dan pergi menuju tempat jadwal keberangkatan,suasana bandara sedikit ramai tapi keramaian tersebut tak mempengaruhi pikirannya yang kosong “sorry bisa geser dikit” yasmin mengeser tubuhnya tanpa berbicara kepada lawan bicaranya “yasmin” suara itu dia mengenal suara itu,suara sapaan yang selalu di dengarnya ketika sibuk membaca buku yasmin mencoba menengok dan menatap mata pemilik suara yang selalu di rindukannya “yas kamu mau pergi ninggaliin aku?” hanya tatapan yang diberikannya,tak ada suara atau pun tangisan kelvin memeluk yasmin dengan erat karena dia tak ingin gadis yang dia cintai pergi meninggalkannya pada akhirnya jadwal ke berangkatan yasmin tiba dan dia harus bergegas pergi “maaf aku harus pergi” “kamu gak bisa tunda jadwal ke berangkatan kamu?” “aku gak bisa vin aku harus pergi sekarang” kelvin hanya terdiam mendengar jawaban yasmin karena dia tahu berdebat dengan yasmin tak akan membuahkan mulai beranjak pergi dengan segera kelvin memeluk yasmin “aku harap kamu bakal bahagia disana,dan aku mau kamu tahu bahwa selama ini aku suka sama kamu terserah kamu mau jawab apa tapi aku gak bisa bohongiin perasaan aku terus,nanti aku pasti bakal jemput kamu disana” yasmin tak bisa memendung air matanya lagi hatinya terus bergemuruh mendengar semua penjelasan kelvin dan sebenarnya pun dia juga menyukai kelvin. Yasmin melepaskan pelukan kelvin dan berusaha menutupi air matanya “aku gak mau kamu pergi atau pun nunggu aku,jadi aku mohon lupaiin aku karena di luar sana masih banyak cewe yang lebih baik dari aku dan sejujurnya pun aku gak suka sama kamu” tak ada suara seketika semua menjadi gelap yasmin menolak dan pergi meninggalkan dirinya.. 5 year’s a go....... “Congrats... yasmin” Seorang senior memberikan buket dan terlihat cocok sekali mungkin semua orang akan menyangka mereka berdua berpacaran. "ehhmmmm" suara papah membuat terkejut mereka sehingga dengan segera sang senior melepaskan pelukannya dan memperkenalkan diri kepada sang papah "steven" papah terlihat tak menyukai steven membuat suasana sedikit menjadi tegang karena itu dengan segera steven memohon izin untuk pulang "steven dia temen yasmin pah" "iyah papah juga tau" "papah tau tapi kenapa sewot" "karena papah gak suka kamu temenan sama dia" "dia baik dan juara basket semua orang suka sama dia" "kecuali kamu kan" "yaah itu papah tau" "yaudah sekarang kamu mau apa buat ngerayaiin wisudaan kamu" "aku gak mau apa-apa" "kita pulang" papah mengambil kendaraannya yang diparkir tidak jauh dari kampus karena di negara ini bila parkir sembarangan tempat akan terkena denda cukup banyak peraturan yang harus ditaati membuat kota ini disiplin dan tetap menjadi kota yang indah untuk dikunjungi selama berada di kota ini yasmin melupakan semua yang telah terjadi dia memaafkan mamahnya dan entahlah sekarang rindunya kepada kepada seseorang semakin memuncak dia ingin bertemu dengan seseorang yang telah disakitinya "pah aku berhenti disupermarket dulu" "iyah" "papah duluan ajah ke apartemennya" "teruss kamu?" "nanti aku naik taksi udara cerah aku gak bakal kedinginan" kata-kata yang diucapkanya dulu andai saja dia tak mengucapkannya agar semua rasa yang selama ini disimpannya bisa berbalas dengan sebuah perasaan bukan sebuah kehampaan rasanya rasa panas yang dihadirkan matahari siang ini tak terasa panas yasmin memutuskan untuk berkeliling terlebih dahulu sebelum pergi ke supermarket. hari ini adalah hari ketujuh dirinya berada di kanada untuk menyelesaikan bisnis yang telah dibangunnya tiga tahun lalu dari awal kedatangannya sampai hari ini tak ada waktu istirahat padahal ayahnya menyuruh dirinya berlibur dan beristirahat "siang ini bapak bebas" sang asisten memberitahu bahwa tak ada rapat lagi maka dengan segera dia pergi meninggalkan kantor untuk pergi berjalan-jalan melihat keadaan kanada sampai di cafe dia berhenti untuk membeli cofe kesukaannya selama peristiwa penolakan lima tahun lalu kelvin selalu berusaha melupakan semuanya walau sebenarnya dia belum bisa melupakan gadis yang dulu dicintainya "cappucino cofe" "black cofe" seseorang ikut memesan disampingnya entah mengapa sekarang dia lebih menyukai cappucino cofe dari pada black coffe kesukaannya akhirnya selesai dia "thank's" suara itu kelvin merasa pernah mendengarnya tapi dia merasa tak yakin bahwa suara itu milik seseorang yang dulu ingin dimilikinya "yasmin" "yah" gadis itu membalikan wajahnya dan kelvin sedikit terkejut bahwa perkiraannya benar bahwa dia mengenal suara itu dan pemiliknya "Hii...!!!!" suaranya sedikit tersedak karena sedikit canggung dengan pertemuan yang sangat mendadak yasmin hanya terdiam dan memandang wajah kelvin dia hanya memikirkan bagaimana cara membalas sapaan orang yang dulu pernah dia cintai "hi juga" "kamu tinggal di sini" "yah aku tinggal di dekat "aku...ini cuma ada sedikit urusan bisnis" "ohh" yasmin masih sama seperti dulu cuek sedikit perubahan pada dirinya menambah kekurangannya dulu terlengkapi tapi sejak dulu baginya yasmin tetap sama sempurna tanpa kekurangan dia masih mencintai dirinya tanpa sadar sekarang mereka berada di taman dan terus berjalan beriringan tanpa saling berucap "aku mau pulang" "yasmin" kelvin menarik tangan yasmin dan memeluk tubuhnya mereka tak saling berkata hanya bahasa hati yang menjelaskan semua yang mereka rasakan karena di antara mereka ada satu ikatan yang tak pernah mereka lepaskan untuk orang lain. bukan karena aku tak bisa melepaskan atau melupakan tapi aku hanya tak bisa terus memendam rasa yang ingin ku ucapkan 2021, i am back to see my story, lol i am laughing so much because this story inspirasion from my ex- boyfriend at Senior High School. maybe some day i will write this story at my wattpad. thanks to coming and read my frist story at bloggers
cerpen 10 lembar tentang keluarga